aku pernah 'kalah'
bosen cinta-cintaan, aku mau berbagi kisah saat aku mengejar rangking satu di sekolah dasar. πͺπͺπͺ
happy reading π»
dari dulu, saat kecil aku tak pernah terfikir untuk menjadi yang terbaik di kelas. tak pernah terfikir untuk berprestasi di sekolah. karena (mungkin) saat itu aku masih kecil dan yang ada di pikiran ku hanyalah bermain.
nilai rapot ku dari kelas satu memang tidak mengecewakan tapi bukan juga yang terbaik. tapi ibu ku selalu menuntut ku untuk menjadi rangking 1. memang, aku tidak di paksa belajar seharian atau sampai di pukul, hanya menyatakan kecewa atas rangking yang ku dapat dan terus mendesakku untuk menjadi seperti yang dia inginkan. dulu aku sering di janjikan berbagai hal yang aku inginkan, dari sepeda, mainan, ice cream sampai handphone mereka janjikan dengan syarat aku mendapatkan rangking 1. saat itu aku ingin sekali mendapat hadiah yang mereka janjikan tapi aku juga tidak yakin dapat menjadi apa yang mereka harapkan.
pandangan ku saat itu, menjadi rangking 1 adalah hal yang sulit, bahkan orang yang mendapatkan nya aku kagum-kagum kan karena dia sangat hebat. termakan asumsi seperti itu, semangat untuk menjadi rangking 1 pun tidak ada meski sudah di janjikan segala hal. lalu seiring berjalannya waktu, ranking ku di kelas semakin menurun dan dari situlah aku mulai terfikir untuk fokus dan mengejar ranking satu.
awalnya aku rangking 3 dan terus menetap di sana sampai kelas 3. di akhir semester kelas 4, ranking ku turun menjadi 5 dan karena itu aku di marahi sampai aku tak berani pulang ke rumah. aku hanya berdiri di belakang rumah dan bersembunyi di tembok, aku menangis di sana takut akan di marahi lagi. dan dari sana lah aku mulai membulatkan tekadku untuk menjadi rangking satu di kelas 5.
di desak oleh keadaan, aku memulai tekadku dengan menjadi siswa yang aktif di kelas. mulai dari bertanya dan menjawab sampai mengutarakan pendapat. semuanya aku lakukan. jujur, di saat itu rasanya seperti aku tak memiliki rasa malu untuk menghadapi banyak orang, di saat itu aku berani seolah memang hanya ada aku seorang.
tapi....nihil, rangking ku tak juga membaik masih tetap di rangking 5. aku sempat frustasi tapi aku coba sekali lagi. sama, aku aktif dan berani di kelas. aku bisa menjawab soal dan mudah mengerjakan ulangan sehingga saat itu aku di utus sebagai perwakilan lomba olimpiade ipa, bersama teman ku yang juga mengikuti olimpiade matematika.
aku belajar se keras mungkin, dan di sana aku meyakinkan diri ku untuk menang dan mendapat juara. namun sayangnya aku di kecewakan lagi oleh diriku sendiri. aku kalah, nilai ku hanya di rangking 8, bahkan tidak sampai 5 besar. aku mencoba untuk ikhlas dan tidak memikirkan lomba itu lagi namun....keadaan seolah menertawakan ku. teman ku yang mengikuti lomba olimpiade matematika berhasil menang dan mendapat juara 1 sehingga harus mengikuti lagi olimpiade berikutnya di kategori yang lebih tinggi.
di saat itu, bagaimana aku tidak kepikiran? bagaimana aku tidak iri? bagaimana aku tidak merasa kalah se- kalah kalah nya?
aku gagal...
aku gagal...
aku gagal...
hanya itu yang ada di benakku. padahal sebenarnya dari sana aku bisa mengambil manfaat dan hikmah yang di dapat. mungkin aku terlalu obsesi kah? atau aku terlalu percaya diri kah sampai terkesan sombong? atau belajar ku kurang maksimal kah? atau mungkin memang aku belum pantas mendapatkan nya....
see, se frustasi itu.
di tengah-tengah keadaan yang masih tenggelam dalam prestasi temanku yang semakin melejit, aku mulai kembali fokus untuk mengejar tujuan utama ku. MENJADI RANKING SATU.
dan Alhamdulillah nya, saat aku merelakan olimpiade itu di situ lah kemenangan ku datang. aku berhasil mencapai mimpi ku, menjadi rangking satu. aku bahkan ketika mendengarnya seolah tak percaya. mungkin kan ini mimpi? atau hanya ilusi? tapi di sana aku tak bisa menangis meski itu adalah saat yang paling bahagia. aku hanya tersenyum dan tersenyum, bangga terhadap diriku sendiri yang mampu mewujudkan impian ku dengan kemampuan ku sendiri. aku bangga, aku bahagia.
aku berlari terburu-buru untuk pulang ke rumah membagikan kabar bahagia ini kepada ibu ku dan orang rumah. langkah cepat yang bahagia. membawa buku rapot dan penghargaan.
"ibu! ibu! liat aku dapet apa!"
"aku rangking satu bu! aku rangking satu!"
teriakku penuh haru saat itu.
ibu keluar dari rumah dan melihat ku membawa sesuatu yang selama ini ia harapkan. aku tidak tau se- bangga apa ibu saat itu. entah ia bangga atau tidak tapi saat mendengar nya ia langsung menggendong ku sambil menciumi ku berkali-kali, tanpa henti sembari mengucapkan kalimat syukur.
"Alhamdulillah, Alhamdulillah"
"yang pinter lagi ya sayang, semoga menjadi anak yang solehah dan menjadi orang sukses"
katanya sambil memelukku penuh haru. aku... bahagia saat itu.
hingga....aku, kalah lagi!
aku dikalahkan lagi di kelas 6, semester akhir. aku tidak terlalu ingat saat itu tapi aku sedih dan ibuku juga sangat kecewa, dia tak marah tapi itu membuat ku sedih.
jika dia tidak meluapkan amarahnya, maka mungkin marah itu terlalu besar hingga hanya kecewa yang ada di hatinya.
rangking ku tergeser dan aku berada di bawahnya, aku menjadi rangking 2 yang selama ini tak pernah ku dapatkan. aku kalah.
lagi-lagi aku kalah....
tapi tunggu saja, di smp nanti semoga aku dapat bersinar lagi. aku dapat merebut rangking ku lagi. aku bisa dan aku harus bisa!
huhu...jujur, sedih nostalgia nyaπ rasanya kayak kembali ke masa ituu. oh iya, ini pengalaman pribadi aku saat sd dan nanti aku buat versi smp nya. disini aku ambil judul nya "aku pernah kalah" karena itu yang aku rasakan. kata "pernah" di sini bukan berarti aku emang jarang kalah tapi karena "pernah" itu kata yang mengungkapkan bahwa aku ga selalu menang.
segitu dulu, bayy πͺπͺπͺ
Komentar
Posting Komentar